RATIONAL USE OF CATEGORY I ANTI-TUBERCULOSIS DRUGS IN ADULT PULMONARY TUBERCULOSIS PATIENTS AT BALKESMAS PATI
Article Sidebar
Abstract Views: 18
PDF Downloads: 20
Main Article Content
Abstract
Tuberculosis can be prevented and cured, yet it remains one of the largest causes of death worldwide. Anti-tuberculosis drugs (ATDs) must be administered in a combination of several types of drugs, sufficient quantities and precise dosages according to the treatment category, and the use of a single ATD should be avoided. Nevertheless, irrationalities in the administration of ATDs are still encountered. The purpose of this study is to determine the rational use of category I anti-tuberculosis drugs in adult pulmonary tuberculosis patients, with the aim of increasing the effectiveness of treatment. There are a total of 58 medical records that meet the inclusion criteria with the total sampling method. Data were retrospectively collected from the medical records of adult pulmonary tuberculosis patients at Balkesmas Pati for the period of January–December 2023. Based on the analysis of patient characteristic data, it was found that there are 37 individuals (63.8%) of male gender and 21 individuals (36.2%) of female gender, with the most common age groups being 26–35 years and 46–55 years, each comprising 15 individuals (25.9%), and the weight range dominated by 38–54 kg with 33 individuals (56.9%). The prescribed category I ATDs consists of a combination of rifampin, isoniazid, pyrazinamide, and ethambutol. The rational use of category I anti-tuberculosis drugs based on the appropriate patient, indication, diagnosis, medication, dose, and duration of treatment is already 100% rational.
Downloads
Article Details
References
Anuku, T., Pareta, D., Kanter, J., & Untu, S. (2020). Evaluasi rasionalitas penggunaan obat antituberkulosis pada pasien tuberkulosis paru di Puskesmas Ibu Kabupaten Halmahera Barat. Biofarmasetikal Tropis, 3(1), 101–107.
Anwar, Y., & Ayuni, F. (2016). Evaluasi penggunaan obat anti tuberkulosis pada pasien baru penderita tuberkulosis rawat jalan di Rumah Sakit Atma Jaya. Farmasains, 3(1), 31–34.
Depkes RI. (2011). Pedoman nasional pengendalian tuberkulosis. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Dinkes Jateng. (2018). Profil kesehatan provinsi Jawa Tengah tahun 2018. Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
Dipiro, J. T., Yee, G. C., Posey, L. M., Haines, S. T., Nolin, T. D., & Ellingrod, V. (2020). Pharmacotherapy: a pathophysiologic approach (11th ed., Vol. 1). United States: McGraw-Hill Publishing.
Dotulong, J. F. J., Sapulete, M. R., & Kandou, G. D. (2015). Hubungan faktor risiko umur, jenis kelamin dan kepadatan hunian dengan kejadian penyakit TB paru di Desa Wori Kecamatan Wori. Jurnal Kedokteran Komunitas Dan Tropik, 3(2), 57–65.
Fauziah, D. W., Mulyani, E., & Yanti, S. (2022). Evaluasi rasionalitas penggunaan obat anti tuberkulosis (OAT) di salah satu rumah sakit di Bengkulu periode 2021. Jurnal Farmasi Malahayati, 5(2), 203–209.
Fraga, A. D. S. S., Oktavia, N., & Mulia, R. A. (2021). Evaluasi penggunaan obat anti tuberkulosis pasien baru tuberkulosis paru di Puskesmas Oebobo Kupang. Jurnal Farmagazine, 8(1), 17.
Ismaya, N. A., Andriati, R., Ratnaningtyas, T. O., & Tafdhiilah, F. (2021). Rasionalitas obat anti tuberkulosis pada pasien TB paru rawat inap di rumah sakit umum Kota Tangerang Selatan. Edu Masda Journal, 5(2), 125–135.
Kemenkes RI. (2014). Pedoman nasional pengendalian tuberkulosis. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Kemenkes RI. (2015). Survei prevalensi tuberkulosis Indonesia 2013-2014. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dan Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Kemenkes RI. (2016). Penanggulangan tuberkulosis. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Kemenkes RI. (2018). Pusat data dan informasi kementrian kesehatan RI. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Kemenkes RI. (2019). Pedoman nasional pelayanan kedokteran tata laksana tuberkulosis. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Kusumawardhani, N. (2016). Evaluasi penggunaan obat antituberkulosis pada pasien rawat jalan di rumah sakit paru Sidawangi Jawa Barat periode januari-juni 2015. Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta: Universitas Mummadiyah Yogyakarta..
Naftali, A. V., Al Farizi, G. R., & Ovikariani, O. (2022). Studi pola penggunaan obat anti tuberkulosis pada pasien tuberkulosis paru. Jurnal Surya Medika, 8(1), 161–167.
Nurkumalasari, Wahyuni, D., & Ningsih, N. (2016). Hubungan karakteristik penderita tuberkulosis paru dengan hasil pemeriksaan dahak di Kabupaten Ogan Ilir. Jurnal Keperawatan Sriwijaya, 3(2), 51–58.
Qiyaam, N., Furqani, N., & Hartanti, D. J. (2020). Evaluasi penggunaan obat antituberkulosis (OAT) pada pasien tuberkulosis paru di puskesmas Kediri Lombok Barat tahun 2018. Jurnal Ilmu Kefarmasian, 1(1).
Rabahi, M. F., Júnior, J. L. R. da S., Ferreira, A. C. G., Tannus-Silva, D. G. S., & Conde, M. B. (2017). Tuberculosis treatment. Jornal Brasileiro de Pneumologia, 43(6), 472–486.
Rahwandi, A., Fety, Y., Zulbayu, L. ode M. A., & Hasanuddin, S. (2022). Evaluasi rasionalitas penggunaan obat antituberkulosis di RSUD Kota Kendari periode januari-desember 2020. Jurnal Pharmacia Mandala Waluya, 1(6), 258–270.
Surani, I., Novita, & Ulfa, A. M. (2022). Evaluasi rasionalitas penggunaan obat antituberkulosis pada pasien tuberkulosis paru di Puskesmas Sriwijaya Kabupaten Lampung Tengah. Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, 9(4), 1167–1177.
WHO. (2019). Global tuberculosis report 2019. World Health Organization.
WHO. (2020). Global tuberculosis report 2020. World Health Organization.
Yulianti, Y. (2019). Analisis kesesuaian dosis obat anti tuberkulosis kategori I di RS Keluarga Sehat Pati januari-desember 2018. Karya Tulis Ilmiah. Kudus: Program Studi D3 Farmasi Institut Teknologi Kesehatan Cendekia Utama Kudus.